Inilah kisah seorang anak yang teguh imannya. Pemuda yang gagah dan pemberani. Sahabat nabi yang sudah beriman sejak usial belia. Dialah Habib bin Zaid.
Habib bin Zaib lahir di Madinah. Ayahnya bernama Zaid bin ‘Ashim, seorang tokoh masyarakat Madinah. Ibunya adalah Nusaibah binti Ka’ab. Ia memiliki seorang saudara laki-laki bernama Abdullah bin Zaid. Zaid bin ‘Ashim bersama istri dan kedua akanya, Habib dan Abdullah, ikut dalam rombongan penduduk Madinah dalam Baiat Aqabah. Padahal waktu itu, Habib masih anak-anak.Saat terjadi perang Badar dan Uhud, usia Habib belum cukup dewasa untuk ikut berperang. Meskipun dia sangat ingin bergabung dengan laskar Islam pimpinan Rasulullah. Setelah usianya cukup, Habib tak pernah absen dalam setiap peperangan demi membela agama Allah. Habib bin Zaid menjadi seorang prajurit yang tangguh, pembawa bendera dan panji-panji Islam yang gagah berani.
Keberaniannya ditunjukkan saat Habib diberi tugas membawa surat dari Rasulullah kepada Musailamah Al-Kadzab, nabi palsu dari Yamamah.
Dikisahkan, suatu hari Rasulullah menerima utusan dari Yamamah. Utusan tersebut mengantarkan surat dari Musailamah Al-Kadzab.
Dalam suratnya , Musailamah mengaku telah diangkat menjadi nabi dan rasul.
Rasulullah membalas dengan surat berisi nasihat untuk menyadarkan Musailamah. Namun surat Rasulullah tidak mengubah sikap Musailamah. Bahkan Musailamah terus menyebarkan ajarannya dan menghimpun kekuatan untuk membelanya. Kali ini Rasulullah mengutus seorang sahabatnya untuk menyampaikan surat dan nasihatnya. Sahabat yang diberi amanah tersebut adalah Habib bin Zaid.
Dengan segera, Habib menjalankan amanah Rasulullah. Dia berangkat ke Yamamah untuk menemui Musailamah Al-Kadzab. Perjalanan yang panjang dan penuh rintangan tak menyurutkan semangatnya.
Sesampai di Yamamah, Habib segera memberikan surat Rasul kepada Musailamah. Nabi palsu itu pun marah membaca surat dari Rasulullah. Dan ia melampiaskan kemarahannya kepada Habib.
Ia memerintahkan tentaranya untuk mengikat Habib dan menyiksanya. Di hadapan para pengikutnya, Musailamah menyiksa Habib dan memaksanya mengakui kenabiannya. Namun dengan tegas, Habib mengingkari kenabian Musailamah. Dia hanya mengakui Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah. Penolakan Habib semakin membuat Musailamah marah. Maka ia pun menyiksa Habib hingga utusan Rasulullah tersebut menjemput syahidnya. Habib rela disiksa dan dibunuh demi membela Rasulullah, orang yang paling dicintainya melebihi cintanya kepada orang tuanya.
Berita syahidnya Habib sampai ke Madinah. Ibunda Habib, Nusaibah, menerima dengan ikhlas kepergian putra tercintanya. Ia pun berniat, suatu saat akan membalasnya. Maka, ketika Khalifah Abu Bakar mengirimkan tentaranya untuk memerangi Musailamah, Nusaibah turut serta berjuang dengan para prajurit Islam. Musailamah dan pasukannya bisa dikalahkan oleh kaum muslimin. Namun, Nusaibah, ibunda Habib bin Zaid gugur menemui syahid, seperti putranya Habib.
Source : adzkia.com
Telah dibaca :
Share